Tahap Emphatize pada Design Thinking



Pernahkah terlintas di dalam fikiran kalian, "bagaimana cara mendesain produk dengan melibatkan pengguna? Empathize merupakan jawabannya. 

Apa saja sih yang harus dilakukan pada tahap ini? Dan apa juga manfaatnya untuk produk kita? Simak artikel berikut ini.

Apa itu Empathize dalam Desaign Thinking?

Sebelumnya kita pahami dulu apa itu Design Thinking. Design Thinking merupakan pendekatan pemecahan masalah dengan menekankan pendekatan kepada user (pengguna). Istilah ini ditemukan pertama kali oleh John E.Arnold pada 1965 melalui bukunya yaitu "Creative Engineering".

Dalam Design Thinking, terdapat 5 tahapan, yaitu empathize, define, ideate, prototype, dan test. Tetapi, pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai empathize terlebih dahulu.

Empathize merupakan salah satu tahap dalam design thinking yang pada tahap ini pertama kita akan dituntut untuk memahami pengguna. Apa saja tantangan mereka saat menggunakan produk? Di mana saja pain points mereka?

Secara harfiah, empathize dapat diartikan sebagai perbuatan memahami, sadar, sensitif, dan mewakili perasaan tertentu dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain tanpa harus mengalaminya. Empathize merupakan sebuah tahapan yang paling penting dalam Design Thinking, karena jika kita tak melakukannya dengan benar, maka keseluruhan ide yang telah dibangun juga pasti tidak akan di terima. Jika kita tak punya cukup data atau dasar meyakinkan mengenai kebutuhan tersebut, bisa jadi produk akhir yang telah susah payah di bangun tak mendapatkan perhatian, atau paling buruknya tak mendapatkan angka penjualan yang bagus.

Berdasarkan artikel yang diterbitkan oleh Journal of Engineering Design, Empathize bisa dibagi menjadi beberapa tahap:
  1. Discovery, merupakan fase awal empathize dalam design thinking. Kita akan berkenalan pengguna. Setelah itu, kita mendekat pada mereka. Kadang kala, masalah user tak selalu terungkap secara jelas. Itulah kenapa tahap ini harus dilakukan.
  2. Immersion, setelah mendekat ke user, ada tahap bernama immersion. Dalam tahap ini, kita benar-benar masuk ke dalam kehidupan mereka.
  3. Connection, kita akan mengamati pengguna dari dekat. Di tahap inilah pemahaman pengguna benar-benar dilakukan. 
  4. Detachment, setelah masuk ke pikiran user dan memahami mereka, saatnya kembali menjadi desainer produk.
Empati adalah dasar dari proses human-centered design. Untuk berempati, kita perlu:
  • Observe (mengamati): melihat user dan perilaku mereka dalam konteks kehidupan mereka.
  • Engage(ikut serta, terlibat): berinteraksi dengan wawancara user melalui pertemuan intersepsi yang dijadwalkan dan singkat.
  • Immerse(menyatu): merasakan pengalaman yang dialami user anda.

Sumber:
  1. https://glints.com/id/lowongan/empathize-dalam-design-thinking/#.Y1vr-HZBy3A
  2. https://riyanthisianturi.com/design-thinking-stage-1-empathize/
  3. https://www.logique.co.id/blog/2021/01/07/pengertian-design-thinking/

Comments

Post a Comment